Libya, Tragedi berkepanjangan akibat krisis sosial

20170612UNHCR_with_Tunisian_Libyan_and_egypt_refugees

Konflik berkepanjangan sejak tahun 2011 yang menyebabkan ketidakstabilan politik, Pada tahun 2011, Libya mengalami kudeta besar-besaran yang menggulingkan presiden Libya saat itu Moammar Kaddafi yang telah berkuasa selama hampir 40 tahun. Sejak saat itu, Libya terperosok dalam perang saudara yang tak kunjung usai, menyebabkan ketidakstabilan politik yang mendalam di seluruh negeri.

 

Krisis pengungsi internal, dengan ribuan orang terpaksa mengungsi, Konflik berkepanjangan ini telah memicu pengungsian massal di Libya, di mana ribuan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan tinggal dalam kondisi serba darurat di kamp-kamp pengungsian. Menurut UNHCR, saat ini ada sekitar 160.000 pengungsi internal (IDP) di Libya dan hampir 700.000 mantan IDP yang telah kembali ke komunitas asal mereka. Di luar itu, lebih dari 40.000 pencari suaka juga berada di Libya dan sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan mendesak.

 

Pengosongan kota secara paksa,  ada tahun 2011, seluruh kota Tawergha dikosongkan secara paksa oleh kota tetangganya, Misrata, selama pemberontakan. Akibatnya, sekitar 10.000 keluarga terpaksa menetap di kamp-kamp sementara yang kemudian berubah menjadi pemukiman permanen. Pada tahun 2014, pertempuran di Benghazi menyebabkan lebih dari 20.000 keluarga mengungsi, meninggalkan bangunan yang dipenuhi ranjau dan reruntuhan. Krisis pengungsi ini kembali memuncak pada tahun 2019 dengan konflik di Tripoli, yang menggusur ribuan keluarga dan menyebabkan lebih dari 200.000 orang terjebak dalam bentrokan.

 

Sistem kesehatan yang hancur dan kekurangan akses ke obat-obatan dan perawatan, konflik yang berlarut-larut menghancurkan sistem kesehatan Libya, yang menyebabkan sulitnya akses terhadap obat-obatan dan layanan kesehatan, terutama bagi para pengungsi internal. Kamp pengungsian yang padat dan minim fasilitas sanitasi menjadikan mereka sangat rentan terhadap masalah kesehatan.

 

Karena kondisi darurat ini, diperlukan bantuan kesehatan dan pangan yang mendesak bagi saudara-saudara kita di Libya. Kesehatan mereka perlu dipantau secara intensif, mengingat kepadatan dan kondisi pengungsian yang kurang layak dapat meningkatkan risiko penyakit. Selain itu, bantuan pangan juga sangat dibutuhkan mengingat keterbatasan pasokan makanan di kamp-kamp pengungsi, serta hunian yang lebih layak untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

 

Referensi Bacaan :

  • reliefweb-int
  • www.nrc.no

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *