Krisisi rohingya : Pada tahun 2017, terjadi genosida besar-besaran terhadap penduduk Rohingya di Myanmar oleh militer Myanmar, yang berdalih merespons serangan ARSA (Arakan Rohingya Salvation Army). Militer Myanmar melancarkan operasi besar dengan tujuan memberantas pemberontak, mengklaim telah membunuh 400 gerilyawan. Namun, berdasarkan laporan PBB, sedikitnya 1.000 orang tewas hanya dalam dua minggu pertama operasi tersebut. Akibatnya, lebih dari 120.000 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh dan membanjiri kamp-kamp pengungsi darurat. Lebih dari 60% pengungsi tersebut adalah anak-anak, menurut data UNICEF.
Kemiskinan dan ketimpangan ekonomi : Eksodus besar-besaran dari negara bagian Rakhine di Myanmar ke Bangladesh menyebabkan para pengungsi hidup dalam kemiskinan. Sebagai pengungsi, mereka sangat terbatas dalam memenuhi kebutuhan dasar. Kondisi ini diperburuk oleh fakta bahwa Bangladesh adalah negara kecil dengan populasi besar, sehingga menghadapi kesulitan tambahan dalam menyediakan bantuan bagi para pengungsi Rohingya.
Referensi Bacaan :
- www.unicef.org
- devpolicy.org