Suriah, menjadi pengungsi di tanah Negeri Syam

201506160312

Perang sipil berkepanjangan, Pada tahun 2011, masyarakat Suriah terinspirasi oleh gelombang Arab Spring yang melanda negara-negara tetangga, seperti Mesir yang berhasil menurunkan Hosni Mubarak. Warga Suriah menggelar demonstrasi besar-besaran menentang pemerintahan Bashar al-Assad, yang menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad. Demonstrasi pertama kali pecah pada Maret 2011 di kota Deraa. Namun, respons represif dan mematikan dari pemerintah memicu oposisi untuk mengangkat senjata, yang akhirnya menyebabkan perang saudara berkepanjangan di Suriah.

Pengungsi dan pengungsi internal, Seperti negara lain yang dilanda konflik, perang sipil di Suriah telah menghasilkan gelombang pengungsi yang sangat besar. UNHCR mencatat lebih dari 12 juta orang Suriah mengungsi secara paksa, baik di dalam negeri maupun ke negara lain, seperti Mesir, Irak, Yordania, Lebanon, dan Turki. Turki sendiri menjadi negara yang menampung hampir 6 juta pengungsi Suriah.

Krisis kesehatan, Konflik juga menghancurkan infrastruktur kesehatan di Suriah. Sekitar 6,9 juta orang mengungsi di dalam negeri, sementara 5,6 juta orang mengungsi ke negara-negara tetangga. Lebih dari 12,2 juta orang sangat membutuhkan bantuan kesehatan. Kekurangan gizi, penyakit menular, dan penyakit kronis menjadi masalah utama, terutama di kalangan pengungsi yang sulit mengakses air bersih, sanitasi, dan layanan kesehatan. WHO terus melakukan upaya penyelamatan nyawa bersama mitra dari dalam Suriah maupun lintas perbatasan, termasuk melalui kantor di Gaziantep, Turki, untuk memenuhi kebutuhan mendesak ini.

Krisis pendidikan, Konflik juga berdampak pada sistem pendidikan di Suriah. Kebijakan pendidikan di wilayah Suriah menjadi terfragmentasi berdasarkan siapa yang menguasai daerah tersebut. Di wilayah yang dikuasai pemerintah, pendidikan masih mendapat dukungan dari APBN, tetapi di wilayah oposisi atau wilayah tanpa otoritas yang jelas, pendidikan sulit didanai, termasuk gaji guru. Akibatnya, krisis pendidikan semakin parah, dengan kurikulum yang tidak seragam dan fasilitas yang minim, yang menyebabkan anak-anak Suriah tidak mendapatkan pendidikan yang memadai.

Serangan Israel, Selain konflik internal, Israel turut memperburuk situasi di Suriah dengan melancarkan serangan ke wilayah tersebut. Serangan ini ditujukan pada fasilitas yang dianggap mendukung kelompok proksi Iran, yang semakin menambah penderitaan dan ketakutan bagi penduduk di Suriah.

  1. www.bbc.com
  2. www.intenal.displacement
  3. www.who,int
  4. intwrnational.sindonews.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *